Breaking News

Senin, 09 November 2015

LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI DAN PEMBUATAN ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA


REAKSI DAN PEMBUATAN ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA

ABSTRAK
Telah dilakukan percobaan reaksi dan pembuatan alkana, alkena, dan alkuna. Alkana adalah hidrokarbon jenuh asiklik yang termasuk senyawa alifatik atau merupakan sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Alkena adalah sebuah hidrokarbon jenuh dengan ikatan rantai ganda yang dapat mengalami reaksi adisi. Sedangkan alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikataan rangkap tiga. Pada percobaan ini untuk membuat senyawa alkana dan alkena menggunakan metode pemanasan dengan bunsen sehingga hasil yang didapatkan berupa gas yang keluar melalui pipa U yang dialirkan ke tabung reaksi. Gas untuk percobaan alkena akan bereaksi dengan KMnO­4 ­yang membuat larutannya berubah warna menjadi coklat, untuk  alkana gas yang didapatkan ditandai dengan adanya gelembung dalam air yang dialirkan dari pipa U sedangkan untuk alkuna gas yang didapatkan akan bereaksi dengan KMnO­4 ­membentuk larutan berwarna coklat.
Kata kunci: alkana, alkena, alkuna, dan hidrokarbon.


I.              PENDAHULUAN
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa organik yang paling sederhana. Ini disebabkan oleh atom-atom penyusunnya yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon. Hidrokarbon dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu hidrokarbon alifatik, hidrokarbon alisiklik dan yang terakhir adalah hidrokarbon aromatik  (Riyanti, 2008).
Alkana, alkena, dan alkuna merupakan senyawa hidrokarbon alifatik. Alkana merupakan senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena dan alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh (Day dan Underwood, 2002). Alkana, alkena, dan alkuna memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat luas. Tentunya sangat dibutuhkan bagi manusia terutama sebagai bahan bakar minyak (misalnya kerosin, bensin, solar) dan bahan bakar gas (LPG) sebab alkana merupakan komponen utama gas alam dan minyak bumi. Selain itu digunakan untuk pelapisan jalan (aspal), pelumas dan parafin (lilin). Sedangkan alkena dan alkuna biasanya digunakan sebagai bahan awal atau pereaksi awal dalam sintesis suatu senyawa karena ikatan rangkap yang dimilikinya (Riswiyantoro, 2009).
Sumber dari alkana, alkena dan alkuna sangat banyak. Contohnya di alam sendiri. Selain itu beberapa penelitian membuat alkana (khususnya metana) dari kotoran hewan gajah dan eceng gondok sebagai bahan bakar dan biogas (Hardyanti, 2007). Pembuatan alkana, alkena, dan alkuna dapat dilakukan dengan banyak cara dan sebenarnya senyawanya cukup banyak dialam namun dikarenakan banyaknya aplikasi dan pengeksploitasnya semakin menjadi-jadi dari senyawa alkana alkena dan alkuna maka harus diketahui cara pembuatannya secara laboratorium.

II.                METODOLOGI
2.1      Alat dan bahan
2.1.1         Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah batang pengaduk, botol semprot, bunsen, bulb, gelas beaker, erlenmeyer, dropping funnel, cawan petri, labu ukur, pipet ukur, pipa U, karet gabus, kaki tiga,  spatula, statif, dan tabung reaksi.
2.1.2        Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, aluminium
 sulfat, asam sulfat, etil alkohol, kalium permanganat, kalsium karbida, kalsium karbonat, natrium hidroksida,  natrium asetat, pecahan porselin dan soda lime.
2.2      Rangkaian Alat
Gambar 2.2.1 Pembuatan Alkana
Gambar 2.2.2 Pembuatan Alkena
Gambar 2.2.3 Hasil Pembuatan Alkena
Gambar 2.2.4 Pembuatan Alkuna
2.3      Prosedur Kerja
2.3.1 Pembuatan Alkana
Dicampurkan 5 gram natrium asetat dan 15 gram soda lime kedalam tabung reaksi. Sementara itu dirangkai alat sesuai dengan petunjuk, kemudian dipanaskan menggunakan bunsen, kemudian diamati gas yang terbentuk ditandai dengan gelembung gas dalam air yang dialirkan melalui pipa U.
2.3.2 Pembuatan Alkena
Dirangkai alat dan dibuat juga campuran larutan antara asam sulfat pekat 15 mL, etil alkohol 20 mL, aluminium sulfat 4 gram dan batu didih dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian dipanaskan dengan menggunakan bunsen. Diamati hasil yang terjadi yaitu terdapat perubahan warna pada KMnO4­­.
2.3.3 Pembuatan Alkuna
Disiapkan tabung reaksi dan droping funnel yang mana, tabung reaksi diisi dengan kalium permanganat dan asam sulfat encer. Sementara itu dilakukan juga rangkaian alat, kedalam erlenmeyer diisi kalsium karbida sebanyak 4 gram. Dibiarkan air menetes perlahan hingga terbentuk gas. Diamati perubahan yang terjadi.
III.             HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Tabel Pengamatan
3.1.1 Pembuatan Alkana
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
Dicampurkan CH3COONa + soda lime kedalam tabung reaksi
CH3COONa = 5 gram
Soda lime = 15 gram
2.
Dirangkai alat

3.
Dipanaskan menggunakan bunsen
Keluar gelembung udara pada air
4.
Diamati perubahan yang terjadi
Terbentuk gas CH4



3.1.2 Pembuatan Alkena
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
Dirangkai alat

2.
Diisi labu dengan H2SO4 + C2H5OH + AL2(SO4)3 + pecahan porselin
H2SO4 pekat 15 mL
Etanol 20 mL
AL2(SO4)3 4 gr
3.
Diisi tabung penampung dengan larutan KMnO4
Larutan KMnO4 berwarna ungu
4.
Dipanaskan labu sampai 160 oC atau terbentuk gas
Perubahan warna ungu menjadi coklat
5
Ditunggu 2-4 menit, diamati yang terjadi

6.
Dilakukan lagi prosedur poin 2

7.
Ditampung gas yang terbentuk

8.
Diuji nyala dan dicatat yang terjadi








3.1.3 Pembuatan Alkuna
No.
Perlakuan
Pengamatan
1.
Dirangkai alat

2.
Disiapkan larutan uji untuk KMnO4 dan H2SO4 encer
Larutan KMnO4 + H2O dalam dropping funnel
3.
Diisi erlenmeyer dengan CaC2
4 gram CaC2
4.
Dibiarkan air menetes perlahan-lahan hingga terbentuk gas
Didalam tabung reaksi, KMnO4 secukupnya + H2SO4 4 mL
5
Diamati yang terjadi
Larutan bening sedikit coklat

3.2  Pembahasan
Alkana adalah sebuah hidrokarbon jenuh asiklik. Alkana termasuk senyawa alifatik dengan kata lain alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal, yang sukar bereaksi dengan senyawa-senyawa lain. Rumus umum alkana adalah CnH2n+2. Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus CH4 atau paraffin (Oxtoby,dkk, 2001).
Alkena adalah sebuah hidrokarbon jenuh dengan ikatan rantai ganda yang dapat mengalami reaksi adisi yaitu penyabunan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan menangkap satu atom. Rumus umum alkena adalah CnH2n (Hart, 2003). Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai satu ikatan rangkap dua pada rantai karbonnya, sehingga alkena yang paling sederhana mempunyai 2 atom C. Alkena disebut juga olefin dari kata olefisnt gas (gas yang membentuk minyak) (Petrucci, 1985).
Alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Secara umum memiliki rumus CnH2n-2. Pada rantai karbonnya, dibandingkan dengan alkana dan alkena yang sesuai, alkuna mempunyai jumlah atom H yang lebih sedikit (Fessenden dan Fessenden, 1992).
Prinsip pembuatan alkana yaitu dengan mereaksikan natrium asetat dengan natrium hidroksida sehingga dihasilkan gas metana. Pembuatan alkena dengan mereaksikan etanol dengan akuades. Pembuatan alkuna dilakukan dengan mereaksikan kalsium karbida dengan akuades hingga terjadi perubahan warna pada larutan KMnO4 menjadi warna coklat.
3.2.1 Pembuatan Alkana
Pembuatan alkana mula-mula yang dilakukan adalah mencampurkan 5 gram natrium asetat dan 15 gram soda lime kedalam tabung reaksi. Sementara itu rangkai alat sesuai dengan petunjuk, kemidian dipanaskan menggunakan bunsen, kemudian diamati gas yang terbentuk ditandai dengan gelembung gas dalam air yang dialirkan melalui pipa U.
Percobaaan ini menggunakan natrium asetat dan soda lime karena yang ingin didapatkan adalah gas metana atau CH4. Untuk mendapatkan senyawa alkana dapat dengan mereaksikan asam karboksilat dengan basa kuat. Seperti yang diketahui bahwa alkana terdiri dari ikatan karbon tunggal dan atom hidrogen. Umumnya reaksi-reaksi organik memerlukan waktu yang cukup lama sehingga perlu menggunakan pemanasan untuk mempercepat reaksi, soda lime yang digunakan ini berfungsi menyumbangkan atom H dan untuk menghasilkan gas metana yang lebih banyak. Reaksinya adalah sebagai berikut :
Gas yang didapatkan ditandai dengan adanya gelembung yang ada pada air yang dialirkan dengan pipa U ke campuran tersebut, gas yang dihasilkan ini merupakan gas metana. Metana merupakan senyawa alkana yang paling sederana atau biasa dikenal dengan paraffin (Hart, 2003).
Mekanisme reaksi alkana :


Reaksi alkana, alkena dan alkuna merupakan reaksi SN2 dimana pada reaksinya menggunakan katalis asam untuk mempercepat reaksi. Pada alkana, terjadi pemutusan ikatan pada atom C yang berikatan ganda dengan atom O, ikatannya putus dan menyerang atom O yang mempunyai dua elektron bebas dan dua elektron berikatan. Atom O merupakan atom yang kaya elektron atau lebih elektronegatif. Kemudian nukleofil atom O dari NaOH menyerang karbokation sehingga menyebabkan karbokationnya miskin elektron dan bersifat elektropositif. Sehingga hasil yang didapatkan adalah H3COONa yang mana satu tangan dari atom C berikatan dengan NaOH dan ikatan rangkap C dan O menjadi putus, dengan yang elektronegatif. Selanjutnya ikatan antara atom dari karbokation dan metil akan menyerang C metil sehingga metilnya lepas dari ikatan dan membentuk Na2CO3. Atom O menyerang ikatan karbokation membentuk ikatan rangkap yang terjadi penataan ulang dengan elektrofil membentuk Na2CO3 dan metana.
3.2.2 Pembuatan Alkena
Pembuatan alkena mula-mula adalah dengan membuat rangkaian alat, sementara itu dibuat juga campuran larutan antara asam sulfat pekat, etil alkohol, aluminium sulfat dan batu didih dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian dipanaskan dengan menggunakan bunsen dan diamati hasil yang terjadi yaitu terdapat perubahan warna pada KMnO4­­ yang terbentuk adanya endapan. Pada percobaan ini juga menggunakan pemanasan untuk mempercepat reaksi selain itu juga menggunakan katalis yaitu asam sulfat. Asam sulfat disini berfungsi sebagai katalis yang dapat menimbulkan suatu reaksi samping dan juga dapat sebagai senyawa  pengoksidasi alkohol yang kuat, karena disini menggunakan etil alkohol sehingga asam sulfat akan mengoksidasi etil alkohol, sedangkan batu didih disini berfungsi untuk meratakan panas atau menyerap panas melalui pori-pori sehingga panas yang dihasilkan merata. Pecahan porselin juga digunakan untuk menghindari bumping akibat perubahan suhu yang tiba-tiba tinggi. Sedangkan CaO disini berfungsi mengoksidasi senyawa karbon dioksida yang dihasilkan.
 Alkena yang didapatkan ini terdehidrasi dari etil alkohol yang direaksikan dengan asam sulfat (Bambang,dkk, 2008). Aluminium sulfat disini berfungsi menguraikan etil alkohol menjadi etena dan mencegah reaksi balik. Hasil yang didapatkan ini ditandai dengan perubahan warna pada kalium permanganat menjadi coklat yang menandakan bahwa adanya senyawa alkena yang bereaksi dengan kalium permanganat, kalium permanganat berfungsi sebagai oksidator dan penguji untuk mengidentifikasi adanya senyawa alkana, alkena, dan alkuna. Jika gas etena yang didapatkan dari dehidrasi alkohol maka akan membentuk suatu senyawa etena, selain itu suhu yang digunakan disini sebesar 160  yang menunjukan suhu maksimum terbentuknya senyawa alkena. Tujuan pemanasan disini untuk mempercepat reaksi.
Mekanisme reaksi alkena :
Reaksi pada alkena juga merupakan reaksi SN2 dimana terjadi penataan ulang dan adanya penyerangan elektrofil oleh O yang akan membentuk H2O, kemudian bereaksi dengan H2O mengalami keadaan transisi pertama antara metil dan H2, kemudian keadaan transisi kedua yang melepaskan atom H, tetapi terjadi pemutusan ikatan dari ikata H dan C dengan ikatan C-C sehingga hasil akhirnya berupa alkena.
3.2.3 Pembuatan Alkuna
Pembuatan alkuna dengan menyiapkan tabung reaksi dan droping funnel yang mana, tabung reaksi 1 diisi dengan kalium permanganat dan asam sulfat encer. Sedangkan droping funnel diisi dengan air. Sementara itu dilakukan juga rangkaian alat, kedalam erlenmeyer diisi kalsium karbida. Kemudian diteteskan air yang ada pada droping funnel kedalam erlenmeyer yang berisi kalsium karbida, diteteskan hingga larutan KMnO4­­ berubah warna menjaadi coklat. Reaksi yang terjadi adalah :
                  Pembuatan alkuna sangat sederhana dalam hal ini dengan mereaksikan air dengan kalsium karbida, yang hasil dari senyawanya adalah kalsium permanganat ditandai dengan perubahan warna pada campuran larutan kalium permanganat dan asam sulfat menjadi warna coklat yang artinya adanya proses oksidasi dalam larutan tersebut.kalium permanganat berfungsi sebagai oksidator dan penguji untuk mengidentifikasi adanya senyawa alkana, alkena dan alkuna, sedangkan air sebagai larutan untuk identifikasi alkana, alkena dan alkuna.



Mekanisme reaksi alkuna :
Reaksi alkuna diatas depat dilihat bahwa adanya penambahan H2O sehingga mengalami keadaan transisi pertama yang bereaksi dengan H2O, dimana R akan menyerang yang kemudian mengalami keadaan transisi kedua dan atom H hilang. C disini menjadi miskin elektron, yang selanjutnya diserang oleh atom O dan membentuk ikatan rangkap dua dengan atom O. Selanjutnya dapat dilihat bahwa reaksi dengan R terjadi transisi antara ingin keluar atau berikatan sehingga ikatan ini putus dan digantikan oleh atom H yang membentuk alkuna.
IV.             KESIMPULAN DAN SARAN
4.1  Simpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a.         Pembuatan alkana, alkena dan alkuna dapat dilakukan dengan cara mereaksikan senyawa tertentu yang dapat menghasilkan gas alkana, alkena dan alkuna dengan bantuan pemanasan.
b.        Reaksi yang terjadi adalah reaksi SN­­­­­2 karena adanya penataan ulang dalam mekanisme reaksinya.
c.         Hasil yang didapatkan dari alkana adalah gas yang dihasilkan ditandai dengan adanya gelembung gas dalam air. Sedangkan alkena dan alkuna bereaksi dengan kalium permanganat membentuk larutan berwarna coklat.

4.2  Saran
Adapun saran pada percobaan ini adalah digunakan magnesium sulfat sebagai pengganti dari aluminium sulfat untuk menambah pengetahuan praktikan dan menggunakan katalis selain asam sulfat dengan menggunakan asam kuat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Day R, A., dan Underwood A,L., 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Alih Bahasa : A.H. Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta
Fessenden, J.R. dan Fessenden  J.S., 1992. Kimia Organik. Ab : A.H. Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta
Hardyanti, N., Endro S. 2007. Uji Pembuatan Biogas Dari Kotoran Gajah Dengan Variasi Penambahan Urine Gajah Dan Air. Jurnal PRESIPITASI Vol. 3 No.2 September 2007, ISSN 1907-187X.
Hart, H., Craine, J.E dan Hart, P.J., 2003. Kimia Organik. Edisi 1. Alih Bahasa: Suminar Achmadi. Erlangga. Jakarta
Oxtoby, dkk., 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Edisi 4. Jilid 2. Ab : Achmadi. Erlangga. Jakarta
Petrucci R.H., 1985. Kimia Dasar : Prinsip Dan Terapan Makro. Alih Bahasa : Suminar Achmadi. Erlangga. Jakarta
Riswiyantoro, 2009. Kimia Organik. Erlangga. Jakarta
Riyanti M. Zipora S. Tri RA. Subki EM. 2008. Sintesis Senyawa Hidrokarbon. Jurnal Unila.




1 komentar:

Designed By