REAKSI DAN PEMBUATAN ALKANA, ALKENA DAN ALKUNA
ABSTRAK
Telah dilakukan
percobaan reaksi dan pembuatan alkana, alkena, dan alkuna. Alkana adalah
hidrokarbon jenuh asiklik yang termasuk senyawa alifatik atau merupakan sebuah
rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Alkena adalah sebuah
hidrokarbon jenuh dengan ikatan rantai ganda yang dapat mengalami reaksi adisi.
Sedangkan alkuna adalah hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikataan rangkap
tiga. Pada percobaan ini untuk membuat senyawa alkana dan alkena menggunakan
metode pemanasan dengan bunsen sehingga hasil yang didapatkan berupa gas yang
keluar melalui pipa U yang dialirkan ke tabung reaksi. Gas untuk percobaan
alkena akan bereaksi dengan KMnO4 yang membuat larutannya berubah
warna menjadi coklat, untuk alkana gas
yang didapatkan ditandai dengan adanya gelembung dalam air yang dialirkan dari
pipa U sedangkan untuk alkuna gas yang didapatkan akan bereaksi dengan KMnO4
membentuk larutan berwarna coklat.
Kata
kunci: alkana, alkena, alkuna, dan hidrokarbon.
I.
PENDAHULUAN
Senyawa
hidrokarbon merupakan senyawa organik yang paling sederhana. Ini disebabkan
oleh atom-atom penyusunnya yang hanya terdiri dari hidrogen dan karbon.
Hidrokarbon dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu hidrokarbon alifatik,
hidrokarbon alisiklik dan yang terakhir adalah hidrokarbon aromatik (Riyanti, 2008).
Alkana,
alkena, dan alkuna merupakan senyawa hidrokarbon alifatik. Alkana merupakan
senyawa hidrokarbon jenuh, sedangkan alkena dan alkuna merupakan hidrokarbon
tak jenuh (Day dan Underwood, 2002). Alkana, alkena, dan alkuna memiliki fungsi
dan kegunaan yang sangat luas. Tentunya sangat dibutuhkan bagi manusia terutama
sebagai bahan bakar minyak (misalnya kerosin, bensin, solar) dan bahan bakar
gas (LPG) sebab alkana merupakan komponen utama gas alam dan minyak bumi.
Selain itu digunakan untuk pelapisan jalan (aspal), pelumas dan parafin
(lilin). Sedangkan alkena dan alkuna biasanya digunakan sebagai bahan awal atau
pereaksi awal dalam sintesis suatu senyawa karena ikatan rangkap yang
dimilikinya (Riswiyantoro, 2009).
Sumber
dari alkana, alkena dan alkuna sangat banyak. Contohnya di alam sendiri. Selain
itu beberapa penelitian membuat alkana (khususnya metana) dari kotoran hewan
gajah dan eceng gondok sebagai bahan bakar dan biogas (Hardyanti, 2007).
Pembuatan alkana, alkena, dan alkuna dapat dilakukan dengan banyak cara dan
sebenarnya senyawanya cukup banyak dialam namun dikarenakan banyaknya aplikasi
dan pengeksploitasnya semakin menjadi-jadi dari senyawa alkana alkena dan
alkuna maka harus diketahui cara pembuatannya secara laboratorium.
II.
METODOLOGI
2.1
Alat
dan bahan
2.1.1
Alat
Alat-alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah batang pengaduk, botol semprot, bunsen,
bulb, gelas beaker, erlenmeyer, dropping funnel, cawan petri, labu ukur, pipet
ukur, pipa U, karet gabus, kaki tiga, spatula, statif, dan tabung reaksi.
2.1.2
Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades, aluminium
sulfat, asam sulfat, etil alkohol, kalium
permanganat, kalsium karbida, kalsium karbonat, natrium hidroksida, natrium asetat, pecahan porselin dan soda
lime.
2.2 Rangkaian Alat
Gambar 2.2.1 Pembuatan Alkana
Gambar 2.2.2 Pembuatan Alkena
Gambar 2.2.3 Hasil Pembuatan Alkena
Gambar 2.2.4 Pembuatan Alkuna
2.3 Prosedur Kerja
2.3.1
Pembuatan Alkana
Dicampurkan 5 gram natrium asetat dan
15 gram soda lime kedalam tabung reaksi. Sementara itu dirangkai alat sesuai
dengan petunjuk, kemudian dipanaskan menggunakan bunsen, kemudian diamati gas
yang terbentuk ditandai dengan gelembung gas dalam air yang dialirkan melalui
pipa U.
Dirangkai alat dan dibuat juga
campuran larutan antara asam sulfat pekat 15 mL, etil alkohol 20 mL, aluminium
sulfat 4 gram dan batu didih dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian dipanaskan
dengan menggunakan bunsen. Diamati hasil yang terjadi yaitu terdapat perubahan
warna pada KMnO4.
2.3.3
Pembuatan Alkuna
Disiapkan tabung reaksi dan droping
funnel yang mana, tabung reaksi diisi dengan kalium permanganat dan asam sulfat
encer. Sementara itu dilakukan juga rangkaian alat, kedalam erlenmeyer diisi
kalsium karbida sebanyak 4 gram. Dibiarkan air menetes perlahan hingga
terbentuk gas. Diamati perubahan yang terjadi.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Tabel Pengamatan
3.1.1 Pembuatan Alkana
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Dicampurkan
CH3COONa + soda lime kedalam tabung reaksi
|
CH3COONa
= 5 gram
Soda
lime = 15 gram
|
2.
|
Dirangkai
alat
|
|
3.
|
Dipanaskan
menggunakan bunsen
|
Keluar
gelembung udara pada air
|
4.
|
Diamati
perubahan yang terjadi
|
Terbentuk
gas CH4
|
3.1.2 Pembuatan Alkena
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
|
1.
|
Dirangkai
alat
|
||
2.
|
Diisi
labu dengan H2SO4 + C2H5OH + AL2(SO4)3
+ pecahan porselin
|
H2SO4
pekat 15 mL
Etanol
20 mL
AL2(SO4)3
4 gr
|
|
3.
|
Diisi
tabung penampung dengan larutan KMnO4
|
Larutan
KMnO4 berwarna ungu
|
|
4.
|
Dipanaskan
labu sampai 160 oC atau terbentuk gas
|
Perubahan
warna ungu menjadi coklat
|
|
5
|
Ditunggu
2-4 menit, diamati yang terjadi
|
||
6.
|
Dilakukan
lagi prosedur poin 2
|
||
7.
|
Ditampung
gas yang terbentuk
|
||
8.
|
Diuji
nyala dan dicatat yang terjadi
|
||
3.1.3
Pembuatan Alkuna
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Dirangkai
alat
|
|
2.
|
Disiapkan
larutan uji untuk KMnO4 dan H2SO4 encer
|
Larutan
KMnO4 + H2O dalam dropping funnel
|
3.
|
Diisi
erlenmeyer dengan CaC2
|
4
gram CaC2
|
4.
|
Dibiarkan
air menetes perlahan-lahan hingga terbentuk gas
|
Didalam
tabung reaksi, KMnO4 secukupnya + H2SO4 4 mL
|
5
|
Diamati
yang terjadi
|
Larutan
bening sedikit coklat
|
3.2 Pembahasan
Alkana adalah sebuah hidrokarbon
jenuh asiklik. Alkana termasuk senyawa alifatik dengan kata lain alkana adalah
sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal, yang sukar bereaksi
dengan senyawa-senyawa lain. Rumus umum alkana adalah CnH2n+2.
Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus CH4 atau
paraffin (Oxtoby,dkk, 2001).
Alkena adalah sebuah hidrokarbon jenuh dengan ikatan rantai
ganda yang dapat mengalami reaksi adisi yaitu penyabunan ikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal dengan menangkap satu atom. Rumus umum alkena adalah CnH2n
(Hart, 2003). Alkena adalah senyawa hidrokarbon yang mempunyai satu
ikatan rangkap dua pada rantai karbonnya, sehingga alkena yang paling sederhana
mempunyai 2 atom C. Alkena disebut juga olefin dari kata olefisnt gas (gas yang
membentuk minyak) (Petrucci, 1985).
Alkuna adalah
hidrokarbon tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Secara umum memiliki
rumus CnH2n-2. Pada
rantai karbonnya, dibandingkan dengan alkana dan alkena yang sesuai, alkuna
mempunyai jumlah atom H yang lebih sedikit (Fessenden dan Fessenden, 1992).
Prinsip
pembuatan alkana yaitu dengan mereaksikan natrium asetat dengan natrium
hidroksida sehingga dihasilkan gas metana. Pembuatan alkena dengan mereaksikan
etanol dengan akuades. Pembuatan alkuna dilakukan dengan mereaksikan kalsium
karbida dengan akuades hingga terjadi perubahan warna pada larutan KMnO4
menjadi warna coklat.
3.2.1
Pembuatan Alkana
Pembuatan alkana mula-mula yang
dilakukan adalah mencampurkan 5 gram natrium asetat dan 15 gram soda lime
kedalam tabung reaksi. Sementara itu rangkai alat sesuai dengan petunjuk,
kemidian dipanaskan menggunakan bunsen, kemudian diamati gas yang terbentuk
ditandai dengan gelembung gas dalam air yang dialirkan melalui pipa U.
Percobaaan ini menggunakan natrium
asetat dan soda lime karena yang ingin didapatkan adalah gas metana atau CH4.
Untuk mendapatkan senyawa alkana dapat dengan mereaksikan asam karboksilat
dengan basa kuat. Seperti yang diketahui bahwa alkana terdiri dari ikatan
karbon tunggal dan atom hidrogen. Umumnya reaksi-reaksi organik memerlukan
waktu yang cukup lama sehingga perlu menggunakan pemanasan untuk mempercepat
reaksi, soda lime yang digunakan ini berfungsi menyumbangkan atom H dan untuk
menghasilkan gas metana yang lebih banyak. Reaksinya adalah sebagai berikut :
Gas yang didapatkan ditandai dengan
adanya gelembung yang ada pada air yang dialirkan dengan pipa U ke campuran
tersebut, gas yang dihasilkan ini merupakan gas metana. Metana merupakan
senyawa alkana yang paling sederana atau biasa dikenal dengan paraffin (Hart, 2003).
Mekanisme reaksi alkana
:
Reaksi alkana, alkena dan alkuna
merupakan reaksi SN2 dimana pada reaksinya menggunakan katalis asam
untuk mempercepat reaksi. Pada alkana, terjadi pemutusan ikatan pada atom C yang
berikatan ganda dengan atom O, ikatannya putus dan menyerang atom O yang
mempunyai dua elektron bebas dan dua elektron berikatan. Atom O merupakan atom
yang kaya elektron atau lebih elektronegatif. Kemudian nukleofil atom O dari
NaOH menyerang karbokation sehingga menyebabkan karbokationnya miskin elektron
dan bersifat elektropositif. Sehingga hasil yang didapatkan adalah H3COONa
yang mana satu tangan dari atom C berikatan dengan NaOH dan ikatan rangkap C
dan O menjadi putus, dengan yang elektronegatif. Selanjutnya ikatan antara atom
dari karbokation dan metil akan menyerang C metil sehingga metilnya lepas dari
ikatan dan membentuk Na2CO3. Atom O menyerang ikatan karbokation
membentuk ikatan rangkap yang terjadi penataan ulang dengan elektrofil
membentuk Na2CO3 dan metana.
3.2.2
Pembuatan Alkena
Pembuatan alkena mula-mula adalah
dengan membuat rangkaian alat, sementara itu dibuat juga campuran larutan
antara asam sulfat pekat, etil alkohol, aluminium sulfat dan batu didih
dimasukkan kedalam erlenmeyer, kemudian dipanaskan dengan menggunakan bunsen
dan diamati hasil yang terjadi yaitu terdapat perubahan warna pada KMnO4
yang terbentuk adanya endapan. Pada percobaan ini juga menggunakan pemanasan
untuk mempercepat reaksi selain itu juga menggunakan katalis yaitu asam sulfat.
Asam sulfat disini berfungsi sebagai katalis yang dapat menimbulkan suatu
reaksi samping dan juga dapat sebagai senyawa
pengoksidasi alkohol yang kuat, karena disini menggunakan etil alkohol
sehingga asam sulfat akan mengoksidasi etil alkohol, sedangkan batu didih
disini berfungsi untuk meratakan panas atau menyerap panas melalui pori-pori
sehingga panas yang dihasilkan merata. Pecahan porselin juga digunakan untuk
menghindari bumping akibat perubahan suhu yang tiba-tiba tinggi. Sedangkan CaO
disini berfungsi mengoksidasi senyawa karbon dioksida yang dihasilkan.
Alkena yang didapatkan ini terdehidrasi dari
etil alkohol yang direaksikan dengan asam sulfat (Bambang,dkk, 2008). Aluminium
sulfat disini berfungsi menguraikan etil alkohol menjadi etena dan mencegah
reaksi balik. Hasil yang didapatkan ini ditandai dengan perubahan warna pada
kalium permanganat menjadi coklat yang menandakan bahwa adanya senyawa alkena
yang bereaksi dengan kalium permanganat, kalium permanganat berfungsi sebagai
oksidator dan penguji untuk mengidentifikasi adanya senyawa alkana, alkena, dan
alkuna. Jika gas etena yang didapatkan dari dehidrasi alkohol maka akan
membentuk suatu senyawa etena, selain itu suhu yang digunakan disini sebesar
160
yang menunjukan suhu maksimum terbentuknya
senyawa alkena. Tujuan pemanasan disini untuk mempercepat reaksi.
Mekanisme reaksi alkena :
Reaksi pada alkena juga merupakan
reaksi SN2 dimana terjadi penataan ulang dan adanya penyerangan
elektrofil oleh O yang akan membentuk H2O, kemudian bereaksi dengan
H2O mengalami keadaan transisi pertama antara metil dan H2, kemudian
keadaan transisi kedua yang melepaskan atom H, tetapi terjadi pemutusan ikatan
dari ikata H dan C dengan ikatan C-C sehingga hasil akhirnya berupa alkena.
3.2.3
Pembuatan Alkuna
Pembuatan
alkuna dengan menyiapkan tabung reaksi dan droping funnel yang mana, tabung
reaksi 1 diisi dengan kalium permanganat dan asam sulfat encer. Sedangkan droping
funnel diisi dengan air. Sementara itu dilakukan juga rangkaian alat, kedalam erlenmeyer
diisi kalsium karbida. Kemudian diteteskan air yang ada pada droping funnel
kedalam erlenmeyer yang berisi kalsium karbida, diteteskan hingga larutan KMnO4
berubah warna menjaadi coklat. Reaksi yang terjadi adalah :
Pembuatan alkuna
sangat sederhana dalam hal ini dengan mereaksikan air dengan kalsium karbida,
yang hasil dari senyawanya adalah kalsium permanganat ditandai dengan perubahan
warna pada campuran larutan kalium permanganat dan asam sulfat menjadi warna
coklat yang artinya adanya proses oksidasi dalam larutan tersebut.kalium
permanganat berfungsi sebagai oksidator dan penguji untuk mengidentifikasi
adanya senyawa alkana, alkena dan alkuna, sedangkan air sebagai larutan untuk
identifikasi alkana, alkena dan alkuna.
Mekanisme reaksi alkuna :
Reaksi alkuna diatas depat dilihat
bahwa adanya penambahan H2O sehingga mengalami keadaan transisi
pertama yang bereaksi dengan H2O, dimana R akan menyerang yang
kemudian mengalami keadaan transisi kedua dan atom H hilang. C disini menjadi
miskin elektron, yang selanjutnya diserang oleh atom O dan membentuk ikatan
rangkap dua dengan atom O. Selanjutnya dapat dilihat bahwa reaksi dengan R
terjadi transisi antara ingin keluar atau berikatan sehingga ikatan ini putus dan
digantikan oleh atom H yang membentuk alkuna.
IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan percobaan
yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
a.
Pembuatan alkana, alkena dan alkuna
dapat dilakukan dengan cara mereaksikan senyawa tertentu yang dapat menghasilkan
gas alkana, alkena dan alkuna dengan bantuan pemanasan.
b.
Reaksi yang terjadi adalah reaksi SN2
karena adanya penataan ulang dalam mekanisme reaksinya.
c.
Hasil yang didapatkan dari alkana adalah
gas yang dihasilkan ditandai dengan adanya gelembung gas dalam air. Sedangkan
alkena dan alkuna bereaksi dengan kalium permanganat membentuk larutan berwarna
coklat.
4.2 Saran
Adapun saran pada percobaan ini
adalah digunakan magnesium sulfat sebagai pengganti dari aluminium sulfat untuk
menambah pengetahuan praktikan dan menggunakan katalis selain asam sulfat
dengan menggunakan asam kuat lainnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Day
R, A., dan Underwood A,L., 2002. Analisis
Kimia Kuantitatif. Alih Bahasa : A.H. Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta
Fessenden, J.R.
dan Fessenden J.S., 1992. Kimia Organik. Ab : A.H. Pudjaatmaka.
Erlangga. Jakarta
Hardyanti,
N., Endro S. 2007. Uji Pembuatan Biogas
Dari Kotoran Gajah Dengan Variasi Penambahan Urine Gajah Dan Air. Jurnal PRESIPITASI Vol. 3 No.2 September 2007, ISSN 1907-187X.
Hart, H.,
Craine, J.E dan Hart, P.J., 2003. Kimia
Organik. Edisi 1. Alih Bahasa: Suminar Achmadi. Erlangga. Jakarta
Oxtoby, dkk., 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Edisi 4.
Jilid 2. Ab : Achmadi. Erlangga. Jakarta
Petrucci R.H.,
1985. Kimia Dasar : Prinsip Dan Terapan
Makro. Alih Bahasa : Suminar Achmadi. Erlangga. Jakarta
Riswiyantoro,
2009. Kimia Organik. Erlangga.
Jakarta
Riyanti
M. Zipora S. Tri RA. Subki EM. 2008. Sintesis Senyawa Hidrokarbon. Jurnal
Unila.
kak, untuk gambar rangkaian alatnya ada ?
BalasHapus