FENIL ASETAT
ABSTRAK
Telah dilakukan
percobaan pembuatan fenil asetat dengan
metode yang digunakan adalah esterifikasi, ekstraksi dan destilasi. Esterifikasi
adalah reaksi pembuatan ester dari asam karboksilat dan alkohol. Fenil asetat
merupakan asam fenil guedat yang diperoleh dari glukosa amisalalin yang
digunakan sebagai antiseptik dalam industri wangi-wangian dengan densitas 1,089
gr/cm3 dan titik didih 265,5
. Pada percobaan ini fenil asetat
diperoleh dengan mereaksikan fenol dengan NaOH dan es batu kedalam botol kaca
sehingga terjadi emulsi dan diekstraksi menggunakan corong pisah dan
ditambahkan CCl4, dipisahkan lapisan bawah dan lapisan atas yang
ditambah soda atau sodium karbonat encer. Diekstraksi lagi sehingga didapatkan
dua lapisan lagi dimana lapisan bawah diambil ditambah magnesium sulfat
anhidrat lalu didestilasi pada suhu 194-197
sehingga menghasilkan larutan murni fenil
asetat yang berwarna bening.
Kata
kunci : esterifikasi, ekstraksi, destilasi, dan fenil asetat.
I.
PENDAHULUAN
Reaksi pembuatan ester
dikenal sebagai esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi asam lemak bebas (asam
karboksilat) dengan alcohol membentuk ester dan air. Dengan esterifikasi,
kandungan asam lemak bebas dapat dihilangkan dan diperoleh tambahan ester. Reaksi
ini dilaksanakan dengan menggunakan katalis padat atau katalis cair. Reaksi
esterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan. Pada suhu ruang, reaksi ini tidak
berlangsung tuntas dan jumlah produknya sedikit (Sari, 2008; Oxtoby, 2001).
Asam karboksilat adalah
suatu senyawa organik yang mengandung
gugus karboksil R-COOH. Gugus karboksil mengandung sebuah gugus karbonil
dan sebuah gugus hidroksil antaraksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu
kereaktifan kimia yang unik untuk asam karboksilat (Fessenden, 1992).
Berikut ini adalah mekanisme reaksi esterifikasi dengan
katalis asam ( Hart, 2003) :
Tahap 1 : katalis asam, pada tahap ini karbonil pada asam diprotonasi,
protonasi menaikkan muatan positif pada atom karbon karbonil dan menjadikan
sasaran baik bagi serangan nukleofil.
Tahap 2 : tahap yang sangat menentukan, tahap ini melibatkan
adisi nukleofilik yaitu alkohol pada asam yang telah diprotonasi pada tahap
ini, ikatan C-O yang baru (ester) terbentuk.
Tahap 3 dan 4 : tahap kesetimbangan, dimana oksigen-oksigen
melepaskan atau mendapatkan proton, pada tahap untuk salah satu gugus hidroksil
diprotonasi.
Tahap 5 : tahap yang melibatkan pemutusan ikatan C-O dan
melepaskan air, tahap ini kebalikan dari tahap 2.
Tahap 6 : tahap dimana ester yang berproton melepaskan
protonnya, tahap ini kebalikan dari tahap 1.
Dalam
pembuatan fenil asetat dilakukan destilasi. Destilasi merupakan teknik
pemisahan yang didasari atas perbedaan titik didih atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran
homogen. Dalam proses destilasi cair-cair terdapat dua tahap. Tahap penguapan
dan tahap pengembunan.
Berdasarkan
uraian teori-teori tersebut, maka dilakukan percobaan pembuatan fenil asetat
dengan tujuan mensintesis senyawa fenil asetat dari fenol dan asam asetat
anhidrat melalui reaksi esterifikasi. Fenil etanoat atau fenil asetat digunakan
sebagai antiseptik dan merupakan agen anti inflamasi yang mempunyai sifat analgesik.
Fenil asetat merupakan salah satu senyawa ester yang dibuat dengan mereaksikan
suatu alkohol dan asam karboksilat (Santoso, dkk, 2007).
II.
METODOLOGI
2.1
Alat
dan bahan
2.1.1
Alat
Alat
yang digunakan pada percobaan ini adalah batang pengaduk, botol semprot, botol
kaca, corong pisah, labu destilasi, gelas beaker, erlenmayer, cawan petri, termometer, labu ukur, spatula, batang
pengaduk, kondensor, heating mantle, kertas saring, dan statif.
2.1.2
Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan pada percobaan ini adalah asam asetat, fenol, karbon
tetraklorida, MgSO4, NaOH, dan NaHCO3.
2.2 Rangkaian Alat
Gambar 2.2.1 Proses Emulsi
Gambar 2.2.2 Proses ekstraksi
Gambar 2.2.3 Larutan yang telah disaring
Gambar 2.2.4 Rangkaian Alat Destilasi
2.3
Prosedur
Kerja
Dilarutkan
4,7 gr fenol kedalam 32 ml NaOH 10 % dalam botol kaca, lalu ditambahkan 35 gr
pecahan es batu. Ditambahkan 6,5 ml asam asetat anhidrat ke dalam botol, ditutup
dan dikocok campuran dengan kuat sehingga terbentuk emulsi. Dituangkan campuran
emulsi ke dalam corong pisah dan ditambahkan 10 ml CCl4 lalu dikocok
dan dibiarkan sehingga terbentuk dua lapisan. Dipisahkan lapisan bawah ke dalam
erlenmayer, lalu ditambahkan larutan encer sodium karbonat ke dalam lapisan
atas yang masih tertinggal dalam corong pisah. Dikocok campuran hingga
gelembung udaranya menghilang (tutup corong pemisah dibuka berkali-kali untuk
mengurangi tekanan) dan terbentuk dua lapisan. Dipisahkan lapisan bawah dan
ditampung di dalam erlenmayer, lalu ditambahkan magnesium sulfat anhidrat. Disaring
larutan menggunakan kertas saring dan ditampung ke dalam erlenmayer, lalu
dimasukkan ke dalam labu destilasi. Destilasi larutan yang dihasilkan dengan
heating mantle secara perlahan. Ditampung destilat fenil asetat pada suhu
194-197
.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1 Tabel Pengamatan
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
|
1.
|
Dilarutkan
fenol dalam NaOH
|
Fenol
: 4,7 gr ; NaOH 32 ml
|
|
2.
|
Ditambahkan
es batu
|
35
gr es batu
|
|
3.
|
Ditambahkan
CH3COOH ke dalam campuran
|
6
ml CH3COOH
|
|
4.
|
Dikocok,hingga
terbentuk emulsi
|
Dikocok
5 menit
|
|
5
|
Dituangkan
emulsi ke dalam corong pisah, dan ditambahkan CCl4
|
CCl4
= 10 ml
NaHCO3
= 2 sendok
|
|
6.
|
Dikocok
hingga terbentuk 2 lapisan
|
Saat
asam asetat + fenol + es batu saat dikocok campuran selama 5 menit terbentuk
emulsi
|
|
7.
|
Dipisahkan
lapisan ke dalam erlenmayer
|
Pada
pencampuran emulsi terdapat dua lapisan
|
|
8.
|
Ditambahkan
larutan NaHCO3 ke dalam lapisan yang masih tertinggal dalam corong
pisah
|
Pada
lapisan atas dan bawah dipisahkan
|
|
9.
|
Dikocok
hingga gelembung udaranya menghilang
|
|
|
10.
|
Dipisahkan
lapisan bawah dan tampung ke erlenmayer
|
|
|
11.
|
Ditambahkan
MgSO4
|
Penambahan
MgSO4 secukupnya
|
|
12.
|
Disaring
dan ditampung ke dalam labu destilasi
|
|
|
13.
|
Didestilasi
|
|
|
14.
|
Ditampung
filtrat fenil asetat pada suhu 194-197
|
Fenil
asetat = 50 mL
|
|
3.2 Pembahasan
Fenil asetat merupakan ester yang
dapat diperoleh dengan mereaksikan fenol dan asam asetat anhidrat yang
berdasarkan pada reaksi esterifikasi dengan bantuan basa kuat NaOH. Fenil
asetat memiliki densitas 1,089gr/cm3, massa relatif 139 gr/mol.
Reaksi sintesis fenil asetat berlangsung lambat sehingga memerlukan pemanasan (Fessenden,
1992).
Aplikasi fenil asetat dalam
kehidupan sehari-hari banyak digunakan sebagai wangi-wangian atau aneka parfum
dan mempunyai khasiat sebagai antiseptik. Fenil asetat merupakan salah satu
bahan kimia yang diperlukan dalam industri farmasi, budi daya tanaman dan
parfum. Bahan ini sering digunakan dalam pembuatan antibiotik, penghambat
pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel kanker. Fenil asetat dan esternya dapat
ditemukan secara alami dalam beberapa alkaloid, hormon tanaman dan buah-buahan.
Prinsip
percobaan ini adalah pembuatan fenil asetat dengan mereaksikan fenol dan asam
asetat anhidrat melalui reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi dapat berupa
pengubahan suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester, dengan asam
karboksilatnya adalah asam asetat anhidrat dan alkoholnya adalah fenol yang
dibantu dengan katalis NaOH, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
C6H5
OH + Na
OH → C6H5
ONa
+ H2O
C6H5
ONa + (CH3CO)2O →
C6H5
OCOCH3 + CH3COONa
Untuk memperoleh fenil asetat murni, dilakukan
destilasi dengan prinsip berdasarkan perbedaan titik didih dari zat-zat cair
dalam campuran, ketika dipanaskan zat yang memiliki titik didih terendah akan
menguap dan mengembun terlebih dahulu.
Percobaan ini melalui proses emulsi, ekstraksi dan destilasi.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan mula-mula
dengan membuat campuran fenol, NaOH, es batu dan CCl4. Dilakukan
pengocokan untuk menghomogenkan campuran dan dibutuhkan waktu 5 menit
pengocokan agar campuran membentuk emulsi yang stabil. Pembuatan campuran ini
didasarkan pada reaksi esterifikasi antara fenol dari alkohol dan asam asetat
anhidrat berfungsi sebagai penumbang asam karboksilat dari reaksi esterifikasi
dan sebagai pemberi suasana asam. Campuran pertama kali diemulsikan agar
terbentuk dua fasa, campuran ini terdiri dari NaOH sebagai pelarut fenol dan
sebagai zat pendispersi, penambahan es batu berfungsi membantu proses
pembentukan emulsi dan sebagai penurun suhu larutan campuran, CCl4 sebagai
pengikat fraksi non polar dalam hal ini adalah pengikat Na+ dari NaOH
pada campuran tersebut, adanya ion Na+ pada larutan akan membuat
larutan membentuk ikatan ionik bukan ikatan kovalen. Ikatan ionik cenderung
bersifat polar maka dari itu digunakan CCl4 untuk mengikat ion Na+.
Emulsi sendiri merupakan koloid yang
terdispersi dalam fasa cair, dimana pelarut dan zat terlarutnnya berupa cair
(Petrucci, 1985). Kemudian dilanjutkan dengan proses ekstraksi, Ekstraksi
dilakukan dengan mengocok corong pisah secara perlahan-lahan agar homogen,
kemudian didiamkan sehingga terbentuk dua lapisan yaitu lapisan atas berupa
garam dari reaksi NaOH dengan CCl4 dan lapisan bawah adalah fenil
asetat yang masih belum murni.
Ekstraksi adalah pemisahan komponen
dari dua campuran yang memiliki dua fase yang berbeda. Ekstraksi biasanya
dilakukan dengan bantuan corong pisah. Dalam proses ekstraksi cairan atau
larutan yang tadinya bercampur dibuat menjadi beberapa lapisan dulu dengan
menambahkan suatu pelarut (Day dan Underwood, 2002).
Dipisahkan lapisan bawah ke dalam erlenmeyer
lalu ditambahkan larutan encer sodium karbonat kedalam lapisan atas yang masih
tertinggal dalam corong pisah, sodium karbonat berfungsi mengikat asam asetat
dari larutan dan menetralkan larutannya. Dilakukan pengocokan lagi, dimana
pengocokan ini akan menghasilkan gelembung udara dan gas karbon dioksida
sehingga tutup corong pisah harus dibuka beberapa kali untuk mengurangi tekanan
dan mengeluarkan gas CO2. Reaksi:
2
NaHCO3 → Na2CO3 + CO2 + H2O
Kemudian ditambahkan dengan
magnesium sulfat yang berfungsi menyerap atau mengikat zat pengotor, lalu
disaring dan dimasukkan dalam labu destilasi. Percobaan ini menggunakan bahan
anhidrat fungsinya agar mengikat air yang terkandung di dalam larutan agar
menghilangkan sifat polar pada larutan. Larutan disaring untuk menghilangkan
atau memisahkan pengotor MgSO4 dengan larutan. Tahap selanjutnya
yaitu destilasi, larutan yang telah selesai disaring kemudian dimasukkan
kedalam labu destilasi, dimasukkan juga 3 butir batu didih.
Destilasi adalah suatu metode yang
digunakan untuk pemisahan dan pemurnian cairan berdasarkan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Penguapan atau destilasi umumnya
merupakan proses pemisahan satu tahap. Proses ini dapat dilakukan secara kontinyu
pada tekanan normal (Hart, 2003; Riswiyantoro, 2009).
Destilasi dilakukan dengan bantuan
pemanasan, pemanasan berfungsi untuk mempercepat reaksi, karena seperti yang
diketahui bahwa reaksi organik merupakan reaksi yang lambat sehingga memerlukan
pemanasan. Dalam metode destilasi sering kali menggunakan batu didih, fungsi
batu didih yaitu menyerap panas atau meratakan panas melalui pori-pori. Destilasi
ini untuk memisahkan senyawa fenol yang masih becampur dengan senyawa lain,
sehingga perlu didestilasi untuk menghasilkan fenil asetat murni dan asam
asetat kembali.
Suhu yang digunakan adalah 194-197
yaitu suhu pembentukan fenil asetat. Pada
proses destilasi ini lah didapatkan hasil murninya yaitu fenil asetat dengan
berwarna bening dan hasil yang didapatkan sebanyak 50 mL pada suhu 194-197
. Suhu dijaga agar tidak melebihi 197 ˚C, ini merupakan suhu maksimum dari larutan
tersebut. Dikhawatirkan pada suhu yang lebih besar biasanya akan terjadi
pemutusan ikatan pada gugus tersebut.
Berdasarkan literatur yang ada
kebanyakan ester merupakan zat yang berbau sedap dan memiliki cita rasa dari
banyak buah-buahan dan bunga. Diantaranya yang lazim adalah fenil asetat
(pisang), metil asetat (jeruk), etil etanoat (nanas) (Petrucci, 1985).
Reaksi esterifikasi dalam percobaan
ini merupakan reaksi esterifikasi
fischer yaitu reaksi pembentukan ester dengan cara ekstarksi sebuah asam
karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis asam dalam percobaan ini
yaitu asam asetat. Asam yang digunakan sebagai katalis biasanya adalah asam
sulfat/asam lewis seperti skandium (lll) triflat.
Ester diturunkan dari asam
karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung gugus –COOH dan pada sebuah
gugus ester hidrogen digugus ini digantikan untuk sebuah gugus hidrokarbon dari
beberapa jenis. Reaksi ini merupakan reaksi SN2 yang mana
reaksinya memerlukan katalis. Karena seperti yang diketahui reaksi esterifikasi
sangat lama sehingga memerlukan katalis.
Laju reaksi suatu asam karboksilat
terutama bergantung pada halangan sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya.
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversible. Reaksi-
reaksi pada percobaan ini antara lain adalah:
Berdasarkan dari mekanisme dapat dijelaskan bahwa
bahwa pada reaksi pertama terajdi pemutusan ikatan yaitu dari ikatan H ke O
pada senyawa. Atom O ini memiliki 2 elektron bebas dan 2 elektron yang
berikatan kemudian O yang ada pada NaOH
menyerang H yang ada pada fenol. O disini bersifat kaya elektron
sedangkan H miskin elektron sehingga elektrofil mudah untuk menyerang.
Sedangkan ikatan dalam NaOH terputus karena ikatannya menyerang O. sehingga
hasil yang didapatkan adalah fenol, Na+ dan air.
Tahap
2, kedua atom O dari fenol menyerang C
sehingga atom C menjadi miskin elektron, ikatan rangkap C menyerang O dan atom
O ini menyerang H yang ada di NaOH. Ikatan asetat anhidrat putus sehingga
berikatan dengan fenol menghasilkan fenil asetat, sedangkan asetat anhidrat
yang lain putus dan berikatan dengan H menghasilkan asam asetat dan NaOH.
Reaksi diatas merupakan esterifikasi, mekasnisme reaksi esterifikasi Fischer
terdiri dari beberapa langkah (Hart.2003) :
- Transfer proton dari katalis asam ke atom oksigen karbonil, sehingga meningkatkan elektrofilisitas dari atom karbon karbonil.
- Atom karbon karbonil kemudian diserang oleh atom oksigen dari alkohol, yang bersifat nukleofilik sehingga terbentuk ion oksonium.
- Terjadi pelepasan proton dari gugus hidroksil milik alkohol, menghasilkan kompleks teraktivasi.
Protonasi terhadap salah satu gugus hidroksil, yang
diikuti olehpelepasan molekul air menghasilkan fenil asetat dari golongan
ester.
IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Simpulan
Berdasarkan percobaan yang
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembuatan fenil asetat dengan reaksi
esterifikasi antara fenol dan asam asetat anhidrat melewati mekanisme SN2
karena pada prosesnya digunakan katalis yaitu NaOH. Dilakukan metode ekstraksi
dan destilasi pada suhu 194-197˚C sehingga terbentuk fenil asetat yang
diinginkan.
4.2 Saran
Adapun saran pada percobaan ini
adalah digunakan berbagai macam jenis asam karboksilat lainnya sebagai
pembanding dan menggunakan katalis yang berbeda seperti LiOH atau KOH.
DAFTAR
PUSTAKA
Day
R, A., dan Underwood A,L., 2002. Analisis
Kimia Kuantitatif. Alih Bahasa : A.H. Pudjaatmaka. Erlangga. Jakarta
Fessenden, J.R.
dan Fessenden J.S., 1992. Kimia Organik. Ab : A.H. Pudjaatmaka.
Erlangga. Jakarta
Hart, H.,
Craine, J.E dan Hart, P.J., 2003. Kimia
Organik. Edisi 1. Alih Bahasa: Suminar Achmadi. Erlangga. Jakarta
Oxtoby, dkk., 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Edisi 4.
Jilid 2. Ab : Achmadi. Erlangga. Jakarta
Petrucci R.H.,
1985. Kimia Dasar : Prinsip Dan Terapan
Makro. Alih Bahasa : Suminar Achmadi. Erlangga. Jakarta
Riswiyantoro,
2009. Kimia Organik. Erlangga.
Jakarta
Sari, AP. 2008. Kinetika Reaksi Esterifikasi Pada Pembuatan
Biodiesel Dari Minyak Dedak Padi. Jurusan Teknik Kimia. Universitas
Diponegoro.
Santoso, I., dkk., 2007. Penentuan Faktor Daya Pisah Penisilin
Fenil Asetat antara Ekstraksi Reaktif dengan Cara Ekstraksi Membran Cairan
Emulsi. Jurusan Kimia. Universitas Negeri Jakarta
Bisa minta kontaknya teh??
BalasHapusMau diskusi