Fluid viscosity
as a function of temperature. Determination of the viscosity of a liquid is
measured at a given temperature by using a method Oswald viscometer and liquid
water which acts as a comparator. Determination of the mass density of the
liquid at a given temperature using a pycnometer. This experiment measured the
time needed distilled water, chloroform and toluene to flow freely from the
upper limit of n with m under constant pressure. Obtained the density of water
is 0.99823 gr/cm3 temperature of 20oC, 25oC =
0.99707 gr/cm3, 30oC and 35oC gr/cm3
= 0.99567 gr/cm3 = 0.9941 gr/cm3 . Density of chloroform
at a temperature of 20oC is 1.468 gr/cm3, 1.462 gr/cm3
= 25oC, 30oC and 35oC gr/cm3 =
1.454 = 1.454 gr/cm3. The density of toluene at a temperature of 20oC
is 0.865 gr/cm3, 0.864 gr/cm3 = 25oC, 30oC
and 35oC = 0.859 gr/cm3
= 0.855 gr/cm3. Viscosity of chloroform at a temperature of 20oC
is 7.481 x10 - 4 cP, 25oC = 6.8357 x10 - 4 cP , 30oC
= 6.20482 x10 - 4 cP and 35oC = 6.02856 x10 - 4
cP . Viscosity of toluene at a temperature of 20oC is 6.44 x10 -
3 cP , 25oC = 6.3439 x10 - 4 cP, 30oC =
6.4133 x10 - 4 cP and 35oC = 5.3136 x10 - 4 cP. Chloroform threshold energy = -18.277 kJ/mol-1 and threshold
energy = -18.477 kJ/mol-1 toluene.
Key words: distilled water, chloroform, oswald method, toluene and viscosity
Key words: distilled water, chloroform, oswald method, toluene and viscosity
ABSTRAK
Viskositas cairan sebagai fungsi
suhu. Penentuan viskositas suatu cairan yang diukur pada suhu tertentu dengan metode
Oswald menggunakan viskometer dan air yang berperan sebagai cairan pembanding.
Penentuan rapatan massa cairan pada suhu tertentu menggunakan piknometer. Percobaan
ini dilakukan pengukuran waktu yang dibutuhkan akuades, kloroform dan toluena
untuk mengalir bebas dari batas atas m ke batas bawah n dengan tekanan tetap. Diperoleh densitas air suhu 20oC
adalah 0,99823 gr/cm3, 25oC = 0,99707 gr/cm3,
30oC = 0,99567 gr/cm3 dan 35oC = 0,9941 gr/cm3.
densitas kloroform pada suhu 20oC adalah 1,468 gr/cm3, 25oC
= 1,462 gr/cm3, 30oC = 1,454 gr/cm3 dan 35oC
= 1,454 gr/cm3. Densitas toluena pada suhu 20oC adalah
0,865 gr/cm3, 25oC = 0,864 gr/cm3, 30oC
= 0,859 gr/cm3 dan 35oC = 0,855 gr/cm3. Viskositas
kloroform pada suhu 20oC
adalah 7,481x10-4 cP, 25oC = 6,8357x10-4 cP,
30oC = 6,20482x10-4 cP dan 35oC = 6,02856x10-4
cP. Viskositas
toluena pada suhu 20oC
adalah 6,44x10-3 cP, 25oC = 6,3439x10-4 cP, 30oC
= 6,4133x10-4 cP dan 35oC = 5,3136x10-4 cP.
Energi ambang kloroform =
-18,277 kJ/mol-1 dan energi ambang toluena = -18,477
kJ/mol-1.
Kata kunci : akuades, kloroform, metode oswald,toluena,
dan viskositas
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai
viskositas, yang dapat didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu
lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Salah satu cara untuk
menentukan viskositas cairan adalah metode
kapiler dari Poiseulle, metode Oswald merupakan suatu variasi dari metode
Poiseulle. Pada percobaan kali ini kita menghitung viskositas larutan yang berguna untuk menentukan tahanan
fluida berdasarkan suhu yang berbeda-beda (Rosiana, 2005).
Viskositas
dari suatu cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Pada percobaan
ini kita akan mempelajari tentang pengaruh suhu terhadap viskositas cairan.
Cairan yang digunakan dapat bermacam-macam, namun pada percobaan ini cairan
yang digunakan adalah kloroform dan toluena sedangkan air bertindak sebagai
cairan pembanding. Dengan melakukan percobaan ini kita akan mengetahui cairan
mana yang memiliki viskositas yang tertinggi (Rosiana, 2005).
Oleh karena
itu percobaan ini dilakukan agar praktikan dapat mengukur viskositas berbagai
jenis zat cair. Karena semakin besar nilai viskositas dari larutan maka tingkat
kekentalan larutan tersebut semakin besar pula.
1.2 Tujuan Percobaan
Untuk menentukan viskositas cairan
dengan metode Oswald dan mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan.
1.3 Prinsip Percobaan
Penentuan
viskositas cairan yang diukur pada suhu tertentu menggunakan viskometer oswald
dan viskositas air sebagai pembanding, serta penentuan rapatan massa cairan
pada suhu tertentu dengan menggunakan piknometer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Viskositas
Viskositas
adalah properti fisik penting mengatur produksi, transportasi dan letusan
magmas. Viskositas alami dapat menjangkau lebih dari 15 kali lipat terutama
dalam menanggapi variasi temperatur, mencairkan komposisi dan proporsi padatan
tersuspensi fase cairan (Giordano, Daniele, dkk, 2008). Viskositas ada dalam literatur sejumlah besar
persamaan empiris atau semi empiris untuk menggambarkan suhu dari viskositas
cairan. Pada zat cairan, ukuran partikel menentukan tingkat kekentalan
(viskositas) dari cairan itu sendiri. Perbedaan viskositas pada zat cair
menunjukkan fungsi zat cair tersebut (Maulida, R. H, dkk, 2010 ; Poirier, J. P,
1987).
Faktor - faktor
yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut (Bird, 1987):
a.
Tekanan d.
Ukuran dan berat molekul
b.
Kehadiran zat lain e.
Temperatur
c.
Berat molekul f.
Kekuatan antar molekul
2.1.2
Viskositas Cairan Berdasarkan Hukum Newton
Hukum
viskositas newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida
tergantung, maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas. Bila suatu
permukaan yang satu diam dan yang lainnya bergerak, dengan kecepatan v, maka
untuk menggerakkan permukaan itu diperlukan gaya untuk mengatasi tarikan atau
viskositas yang ada diantara dua permukaan tersebut (Roth dan Blaschke, 1988).
Fluida
viskositas newton adalah sifat termodinamika yang sebenarnya alirannya
tergantung pada suhu dan tekanan. Pada suatu keadaan, nilai kekentalan itu
berbeda – beda untuk berbagai fluida ( P = 1 atm, T = 200C )
(Orianto, 1984).
2.1.3 Viskositas
Berdasarkan Persamaan Poiseuille
Cairan viskositas jika mengalir didalam pipa,
bagian tengah lebih cepat dan bagian – bagian lebih tapi lebih lambat serta
bagian yang melekat didinding pipa tidak bergerak. Sifat ini digunakan oleh
poiseuille untuk menentukan koefisien viskositas cairan (Roth dan Blaschke,
1988).
Metode
Oswald merupakan suatu variasi dari metode poiseuille. Prinsip metode ini
adalah bola diatas sebelah kanan dan dibawah sebelah kiri dimaksudkan agar
tekanan dipermukaan sebelah kanan tetap. Disamping itu, cairan yang lewat pipa
kapiler dapat diketahui sehingga alat ini baik sekali digunakan untuk
membandingkan koefisien viskositas berbagai cairan. Waktu yang dipergunakan
untuk cairan sebesar volume bagian yang dibatasi garis berbanding terbalik
dengan tekanan dan tanda garis yang dibawah. Tekanan ditentukan oleh berat
cairan itu sendiri dan posisi alat. Agar posisi alat ini kecil pengaruhnya pada
tekanan digaris bawah, harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga tegak lurus.
Percobaan dengan alat oswald ini menghasilkan persamaan, yaitu (Wiryoatmaja,
1988):
V = π R4 P t / 8 L
η
Viskometer
dapat diukur dengan beberapa cara, dalam viskometer oswald, waktu yang
diperlukan oleh larutan untuk melewati pipa kapiler dicatat dan dibandingkan
dengan sampel standar. Metode ini cocok untuk penentuan (η), karena
perbandingan viskositas larutan dan pelarut murni, sebanding dengan waktu
pengaliran t dan to setelah dikoreksi untuk perbedaan rapatan p dan
po (Atkins, 1996).
Suhu memberikan pengaruh yang besar
sedangkan tekanan memberikan pengaruh yang sedang terhadap viskositas.
Kekentalan gas dan kebanyakan zat cair naik perlahan-lahan dengan meningkatnya
tekanan. Viskositas sangat dipengaruhi temperatur, makin tinggi temperatur maka
makin kecil koefisien viskositas (Giles, 1986).
2.2
Analisis Bahan
2.2.1 Akuades (H2O)
Akuades
merupakan pelarut yang sangat baik, konstanta, dielektriknya paling tinggi,
tidak berwarna, netral dan temperaturnya stabil pada titik beku. Akuades
melarutkan banyak elektrolit dan daerah kestabilannya terutama redoks cukup
luas serta memiliki densitas 1,0 gr/cm3 titik didih pada 100 oC
dan titik beku pada 0 oC (Kusuma, 1983).
2.2.2 Kloroform (CHCl3)
Kloroform
merupakan cairan tidak berwarna, berbau tajam, beracun, larut dalam campuran
alkohol dan benzen juga air. Digunakan sebagai bahan pelarut lemak, minyak,
getah dan bahan berlilin (Daintith, 1994).
2.2.3 Toluena (CH3C6H5)
Toluena
adalah senyawa aromatik, merupakan zat cair tak berwarna dan mudah terbakar.
Titik lebur -0,4 oC, titik didih 111 oC. Diturunkan melalui
benzena dan melalui atom hidrogen. Senyawa ini diperoleh dari larutan batu
bara. (Daintith, 1994).
BAB
III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1
Alat
Alat–alat yang digunakan pada percobaan ini adalah beaker glass, bulp, hotplate,
piknometer, pipet ukur, statif, stopwatch, termometer dan viskometer oswald.
3.1.2
Bahan
Bahan–bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah akuades (H2O), kloroform
(CHCl3), dan toluena (CH3C6H5).
3.2 Prosedur Kerja
Digunakan sampel sebanyak 3 jenis yaitu : akuades,
kloroform, dan toluena. Diletakkan gelas kimia berukuran 100 ml. Dimasukkan
dengan aquades sebanyak 50 ml. Ditimbang piknometer kosong. Dimasukkan dengan
aquades hingga penuh. Ditimbang piknometer yang berisi air. Dipasang alat
viskometer dengan menggunakan statif. Sisa air yang terdapat digelas kimia ,
diukur suhunya dengan varian suhu mulai dari 20, 25, 30 dan 35oC.
Dilakukan langkah – langkah yang sama untuk sampel yang berbeda. Dimasukkan
ketiga jenis larutan kedalam viscometer secara bertahap, sebelum itu diukur
suhunya masing-masing. Dihubungkan mulut pipa kapiler viscometer lainnya dengan
memompa gas manual. Dituang secukupnya cairan yang akan diukur, kemudian pompa
cairan tersebut hanya melewati tanda batas a. Ditutup lubang atau mulut pipa
kapiler viscometer yang terbuka dengan menggunakan bulb. Dinyalakan stopwatch
sesaat setelah bulb dilepaskan sehingga cairan turun melewati batas m dan
matikan stopwatch sesaat setelah melewati tanda batas n. Dilakukan tiga kali
perlakuan yang sama untuk setiap jenis larutan yang akan diukur. Dicatat
hasil pengukuran.





Gambar.3.3.1. Alat viskometer oswald
Keterangan :
A = bagian pipa
untuk memasukkan
B = bagian pipa
untuk aliran cairan dari A
m = batas atas
n = batas bawah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
4.1.1 Pengukuran waktu pada cairan
cairan
|
Waktu
|
massa
|
suhu
|
||
T1
|
T2
|
T3
|
|||
Akuades
|
31,49
|
31,50
|
31,45
|
47,935
|
20
|
30,06
|
29,88
|
29,83
|
47,8583
|
25
|
|
29,38
|
29,52
|
29,52
|
47,8406
|
30
|
|
27,45
|
27,49
|
27,49
|
47,8457
|
35
|
|
Kloroform
|
16,24
|
16,24
|
16,07
|
59,6480
|
20
|
15,66
|
15,70
|
15,61
|
59,4241
|
25
|
|
15,93
|
15,42
|
15,84
|
59,2506
|
30
|
|
15,69
|
15,79
|
15,70
|
59,3170
|
35
|
|
Toluena
|
23,26
|
23,88
|
23,79
|
44,6157
|
20
|
24,88
|
24,28
|
24,60
|
44,5505
|
25
|
|
27,09
|
27,56
|
27,92
|
44,4630
|
30
|
|
23,94
|
23,26
|
23,52
|
44,3975
|
35
|
4.1.2 Pengukuran rapatan massa pada cairan
JENIS CAIRAN
|
Berat/ rapatan massa(g) pada
temperature (T dalam oC)
|
||||
m.pikno kosong
|
20
|
25
|
30
|
35
|
|
akuades
|
23.0555
|
47.9350
|
47.8583
|
47.8406
|
47.8457
|
kloroform
|
-
|
59.6480
|
59.4241
|
59.2506
|
59.3170
|
toluena
|
-
|
44.6157
|
44.5505
|
44.4630
|
44.3975
|
4.2
Pembahasan
4.2.1 Analisis Prosedur
Percobaan
viskositas cairan ini bertujuan untuk mengetahui kekentalan zat cair dengan
metode ostwad dan untuk menyelidiki pengaruh suhu terhadap kekentalan zat cair.
Prinsipnya adalah membandingkan viskositas fluida dengan cairan pembanding,
disini yang bertindak sebagai cairan pembanding adalah akuades. Alasan
digunakan akuades karena viskositas akuades sudah ada standar satuannya.
Prinsip
dari metode oswald adalah sejumlah tertentu cairan dimasukkan ke dalam A, kemudian dengan cara
mengisap atau meniup cairan dibawa ke B, sampai melewati garis m.
Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan diukur waktu yang
diperlukan untuk mengalir dari garis m ke n. Gambar dapat dilihat di rangkaian alat.
Percobaan ini menggunakan metode Oswald. Metode Oswald
yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat
cairan itu sendiri. Disini juga dapat ditentukan hubungan waktu alir terhadap
viskositas. Semakin lama waktu alir maka viskositas semakin kecil. Jadi dapat
dikatakan bahwa semakin encer suatu zat cair maka waktu alirnya akan semakin
lama.
Pada
percobaan ini pertama-tama, diletakkan viskometer pada posisi vertikal. Dipipet
sejumlah tertentu (10-15ml) cairan (akuades, kloroform, dan toluena) yang telah
dipanaskan dengan variasi suhu 20oC, 25oC, 30oC,
dan 35oC. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap
viskositas zat cair. Lalu di masukkan larutan ke dalam reservoir A sehingga
jika cairan ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m,
reservior A kira-kira masih terisi setengahnya. Jangan sampai terisi terlalu
penuh karena cairan dapat tumpah ketika di hisap. Dengan dihisap, cairan B
dibawa sampai sedikit diatas garis m, kemudian dibiarkan cairan mengalir secara
bebas. Dicatat waktu yang diperlukan untuk mengalirkan dari m ke n. Setiap
variasi suhu, dilakukan tiga kali pengaliran air secara bebas, jadi waktu yang
diperoleh ada tiga untuk lebih menambah keakuratan.
Setelah
didapat waktunya, dapat ditentukan massa cairan pada suhu yang bersangkutan
dengan piknometer. Dilakukan semua pengerjaan untuk cairan pembanding
(akuades). Larutan sampel yang digunakan adalah kloroform dan toluena,
penggunaan kedua larutan tersebut karena memiliki viskositas (kekentalan) yag
tidak jauh berbeda. Dalam percobaan digunakan viskometer yang sama. Harus
menggunakan piknometer dan viskometer yang sama karena setiap alat itu
berbeda-beda massanya.
4.2.2 Analisis Hasil
Pada
percobaan yang dilakukan, maka diperoleh hasil waktu dan temperatur untuk kedua
sampel, dimana menggunakan air sebagai pembanding untuk standar larutan,
kloroform dan toluena. Kedua sampel tersebut memiliki densitas atau massa jenis
yang varian. Densitas air suhu 20oC adalah 0,99823 gr/cm3,
25oC = 0,99707 gr/cm3, 30oC = 0,99567 gr/cm3
dan 35oC = 0,9941 gr/cm3, semakin tinggi suhu densitas
air semakin menurun. Dengan naiknya suhu, ketika suhu naik
maka akan ada penambahan energi dan fluida-fluida semakin bertumbukan, dengan
bertumbukan ikatan-ikatan molekul akan melemah. Air sebagai pembanding karena
air bersifat stabil dan karena air termasuk ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen
dapat stabil disebabkan oleh adanya gaya van der waals. Sedangkan
kloroform memiliki densitas yaitu pada suhu 20oC adalah 1,468 gr/cm3,
25oC = 1,462 gr/cm3, 30oC = 1,454 gr/cm3
dan 35oC = 1,454 gr/cm3. Semakin tinggi suhu maka semakin
berkurang densitas kloroform. Pada toluena densitas pada suhu 20oC
adalah 0,865 gr/cm3, 25oC = 0,864 gr/cm3, 30oC
= 0,859 gr/cm3 dan 35oC = 0,855 gr/cm3 semakin
tinggi suhu maka densitas toluena juga berkurang. Perbandingan densitas
kloroform dengan toluena sangat jauh, densitas kloroform jauh lebih besar
dibandingkan densitas dari toluena. Bahkan densitas toluena lebih kecil
daripada densitas air yang sebagai pembanding. Hasil viskositas
kloroform pada suhu 20oC adalah 7,481x10-4 cP, 25oC
= 6,8357x10-4 cP, 30oC = 6,20482x10-4 cP dan
35oC = 6,02856x10-4 cP. Viskositas
toluena pada suhu 20oC adalah 6,44x10-3 cP, 25oC
= 6,3439x10-4 cP, 30oC = 6,4133x10-4 cP dan 35oC
= 5,3136x10-4 cP.
Pada hasil perhitungan yang
diperoleh, didapat E kloroform = -18,277 kJ/mol-1 dari
persamaan grafik y =1062x - 10,84 dan E toluena = -18,477 kJ/mol-1
dari persamaan grafik y =969,1x-10,61. Energi ambang kloroform lebih
besar dari toluena, ini dapat terjadi karena densitas, viskositas dan waktu
alir yang diperoleh dari kloroform lebih besar daripada toluena, hal ini dikarenakan densitas aseton yang diperoleh memiliki
jumlah yang lebih besar daripada etanol.
Nilai A yang
diperoleh besar, karena harga b yang diperoleh
pun bermuatan positif sehingga A yang diperoleh besar. Sedangkan nilai E
bermuatan negatif karena A yang diperoleh
bernilai minus. Dari grafik diperoleh grafik data yang linier.
Viskositas
dipengaruhi oleh gaya Van Der Waals. Gaya Van Der Waals adalah gaya-gaya
yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Selain itu juga
dipengaruhi oleh energi ambang, yaitu sejumlah energi minimum yang diperlukan
oleh suatu zat untuk dapat bereaksi hingga terbentuk zat baru.. Waktu yang
dihasilkan cairan untuk mengalir bebas pun berbeda-beda. Ini disebabkan karena
proses antara pemanasan dan waktu mengukur viskositas terlalu jauh. Bisa juga
karena tingkat ketelitian yang rendah karena pada percobaan ini kita
menggunakan termometer untuk mengatur suhu. Padahal agar suhu terjaga dengan
baik, seharusnya di gunakan thermostat.
Dari perhitungan yang dilakukan dapat dibuktikan bahwa semakin banyak waktu
yang diperlukan oleh suatu cairan untuk mengalir, maka viskositas cairan
tersebut semakin besar pula. Hal ini berarti waktu yang diperlukan oleh suatu
cairan untuk mengalir sebanding atau berbanding lurus dengan viskositasnya.
Dari percobaan diperoleh hasil percobaan yaitu densitas bahan
harga masing-masing viskositas tiap bahan dan grafik hubungan antara 1/T
terhadap Ln η. Dari harga densitas yang
diperoleh pada suhu yang dingin antara kloroform dan toluena menunjukan
bahwa nilai densitas air lebih besar apabila dibandingkan dengan
densitas larutan sampel lainnya. Hal ini karenakan, massa air lebih besar daripada massa
kloroform dan toluena. Dari hasil
perhitungan densitas pada setiap suhu dan bahan diperoleh nilai yang densitas yang naik turun, terkadang densitas
menunjukan kenaikan harga, namun terkadang pula densitas menunjukan penurunan harga.
Hal ini dikarenakan massa yang diperoleh pada tiap bahan
menunjukkan angka yang naik turun. Pada hasil percobaan diperoleh viskositas
cairan yang menunjukan bahwa semakin rendahnya suhu maka viskositas yang
diperoleh akan semakin besar.Hal ini karena molekul semakin
merapat sehingga molekul – molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan
massa memadat karena suhu yang digunakan kecil. Selain itu juga terjadi
interaksi di antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan jarak antar molekul juga semakin kecil.
Dari
percobaan diperoleh hubungan densitas dengan suhu, yakni semakin besar suhu maka densitas yang diperoleh akan semakin mengecil, hal ini
dikarenakan massa pada larutan akan berkurang akibat adanya pergerakan
molekul pada larutan yang menyebabkan adanya interaksi
antar molekul sehingga terjadi gaya van der waals yang menyebabkan jarak
antar molekul semakin besar. Dari percobaan dapat kita lihat bahwa,
kloroform memiliki nilai viskositas yang lebih besar daripada toluena.
Dari
percobaan pengukuran viskositas zat cair, dapat dilihat bahwa kloroform memiliki
nilai viskositas tertinggi dan toluena terendah, diketahui melalui waktu (t)
yang diperlukan untuk melewati batas m ke n lebih banyak. Selain itu didapatkan
juga hasil pengukuran densitas dalam gram/cm3, yang hasilnya hampir
begitu jauh atau hampir tidak mendekati.
Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur dengan
menggunakan alat viscometer. Semakin tinggi viskositas suatu bahan maka bahan
tersebut akan makin stabil karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan
semakin kentalnya suatu bahan. Nilai viskositas berkaitan dengan kestabilan
emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan nilai stabilitas emulsi bahan.
Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu
sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser.
Viskositas
terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul cairan. Suatu
cairan dimana viskositas dinamiknya tidak tergantung pada temperatur, dan
tegangan gesernya proposional (mempunyai hubungan linear) dengan gradien
kecepatan dinamakan suatu cairan Newton. Perilaku viskositas dari cairan ini
adalah menuruti Hukum Newton untuk kekentalan.
Berat jenis
(specific weight) dari suatu benda adalah besarnya gaya grafitasi yang
bekerja pada suatu massa dari suatu satuan volume, oleh karena
itu berat jenis dapat didefinisikan sebagai: berat tiap
satuan volume. Pada percobaan ini pertama-tama dilakukan pengukuran massa jenis
masing-masing zat yang akan dicobakan, yaitu akuades, kloroform dan toluen,
dengan suhu 20oC, 25oC, 30o C dan 35oC.
Percobaan
ini dilakukan dengan menimbang piknometer kosong yang bertujuan untuk
mengetahui masa pikonometer kosong agar mengetahui masa sampel ketika
dimasukkan kedalam piknometer. Saat pengisian ke dalam piknometer tidak boleh
terdapat gelembung karena akan mempengaruhi hasil penimbangan. Dari hasil
diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat. Semakin tinggi
suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan karena ketika
suhu mengingkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh
tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan
massa jenis akan semakin kecil.
Pada
percobaan selanjutnya, zat cair yang telah ditentukan massa jenisnya dimasukkan
ke dalam viskometer dengan mengusahakan agar tidak ada gelembung dalam
viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak terganggu oleh adanya
gelembung yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak sesuai dengan
waktu yang seharusnya.
Dari hasil
analisis di atas, diperoleh bahwa toluena memiliki koefisien viskositas lebih
rendah dibandingkan kloroform. Selain itu dapat pula diketahui bahwa semakin
tinggi suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena
pada suhu tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga
viskositasnya menurun. Pada percobaan ini kita menggunakan akuades sebagai pembanding. Hal ini
dilakukan karena akuades sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya
Hasil yang didapat dari grafik yaitu semakin besar suhu maka akan semakin kecil
massa jenis zat-nya. Hal ini karena ketika suhu meningkat, molekul pada zat
cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar molekul, akibatnya
molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin kecil. Selain
itu dapat pula diketahui bahwa semakin tinggi suhu larutan, maka koefisien
viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu tinggi, gerakan partikel
dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun. Molekul semakin merapat sehingga
molekul-molekul pada tiap bahan berkumpul dan menyebabkan massa memadat karena
suhu yang digunakan kecil.Selain itu juga terjadi interaksi
di antara molekul-molekul zat yang melibatkan ikatan hidrogen yang menyebabkan
jarak antar molekul juga semakin kecil.
Viskositas
suatu bahan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, viskositas berbanding
terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun dan begitu pula
sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan
yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurunkan kekentalannya.
Konsentrasi larutan, viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan.
Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi
pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang
terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan
antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula. Berat
molekul, viskositas berbanding lurus dengan berat molukel , karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat pada
cairan sehingga menaikkan viskositasnya. Tekanan, akan bertambah jika nilai
dari viskositas itu bertambah. Semakin tinggi tekanan maka semakin besar
viskositas suatu zat cair.
BAB V
PENUTUP
5.1
Simpulan
Pada
percobaan ini dapat disimpulkan bahwa :
·
Prinsip metode oswald adalah sejumlah
cairan dimasukkan ke dalam reservoir A, kemudian dengan cara menghisap atau
meniup cairan dibawa ke reservoir B sampai melewati garis m. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan diukur
waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis m ke n.
·
Diperoleh densitas air suhu 20oC
adalah 0,99823 gr/cm3, 25oC = 0,99707 gr/cm3,
30oC = 0,99567 gr/cm3 dan 35oC = 0,9941 gr/cm3.
densitas kloroform pada suhu 20oC adalah 1,468 gr/cm3, 25oC
= 1,462 gr/cm3, 30oC = 1,454 gr/cm3 dan 35oC
= 1,454 gr/cm3. Densitas toluena pada suhu 20oC adalah
0,865 gr/cm3, 25oC = 0,864 gr/cm3, 30oC
= 0,859 gr/cm3 dan 35oC = 0,855 gr/cm3
·
Hasil viskositas kloroform pada suhu 20oC
adalah 7,481x10-4 cP, 25oC = 6,8357x10-4 cP,
30oC = 6,20482x10-4 cP dan 35oC = 6,02856x10-4
cP. Viskositas
toluena pada suhu 20oC adalah 6,44x10-3 cP, 25oC
= 6,3439x10-4 cP, 30oC = 6,4133x10-4 cP dan 35oC
= 5,3136x10-4 cP.
·
Faktor – faktor yang mempengaruhi
viskositas cairan yaitu : suhu, konsentrasi, berat molekul, dan tekanan.
·
Semakin tinggi suhu yang diberikan
pada fluida , maka tingkat viskositasnya semakin rendah, berlaku kebalikan. Dan
semakin besar viskositasnya, semakin lama waktu alirnya.
5.2
Saran
Saran untuk praktikum ini kedepannya adalah sebaiknya sampel yang akan
diuji viskositasnya bisa ditambah seperti uji viskositas dari bensin, minyak
tanah, minyak makan, etanol, dan metanol agar tampak perbedaan apa saja
yang tampak dari masing – masing larutan tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Atkins, P. W. 1996. Kimia Fisika. Jilid II. Edisi 4. Penerjemah : Herman. Erlangga.
Jakarta
Bird, T. 1987. Kimia Fisik Untuk Universitas.
PT. Gramedia. Jakarta
Daintith, J. 1994. Kamus Lengkap Kimia. Penerjemah : Suminar. Erlangga. Jakarta
Giles, R. V. 1986. Mekanika Fluida dan Hidrolika. Penerjemah : Herman. Erlangga.
Jakarta
Giordano, Daniele, James, K. Russell,
Donald, B. Dingwell. 2008. Viscosity of
Magmatic Liquids : A model. Department of Geological Sciences. Third
University of Rome. Italy
Kusuma, S. 1983. Pengetahuan Bahan – Bahan. Erlangga. Jakarta
Maulida, R. H, Erika Rani. 2010. Analisis Karakteristik Pengaruh Suhu dan
Kontaminan Terhadap Viskometer Oli Menggunakan Rotary Viskometer. Vol.3.
Hal.18. UIN Maulana Malik Ibrahim. Malang
Orianto, P. 1984. Mekanika Fluida. Edisi 1. BPFE. Yogyakarta
Poirier, J. P. 1987. Transport Properties of Liquid Metals and
Viscosity of The Earth’s Core. Institut de Physique du Globe de Paris.
France
Rosiana, H. 2005. Analisis Viskositas. Rineka Cipta. Jakarta
Roth, H. J. dan Blaschke, G. 1988. Analisis Farmasi. Penerjemah : Sarjono
dan Slamet. UGM Press. Yogyakarta
Wiryoatmaja, S. 1988. Kimia Fisika 1. DEPDIKBUD. Jakarta
Ø Perhitungan
1.
Volume piknometer
v Pada
suhu 20oC
Ø m
air 20oC = m pikno air 20oC – m pikno kosong
= 47,935 g – 23,0555 g
= 24,8795 g
ρ air 0,99823 g/mL
Ø V
air 20oC = 

= 

= 24,9236 mL
V air = V pikno
V pikno = 24,9236 ml
v Pada
suhu 25oC
Ø m
air 25oC = m pikno air 25oC – m pikno kosong
= 47,8583 g – 23,0555 g
= 24,8028 g
ρ air 0,99707 g/mL
Ø V
air 25oC = 

= 

= 24,8756 mL
V air = V pikno
V pikno = 24,8756 ml
v Pada
suhu 30oC
Ø m
air 30oC = m pikno air 30oC – m pikno kosong
= 47,8406 g – 23,0555 g
= 24,7851 g
ρ air 0,99567 g/mL
Ø V
air 30oC = 

= 

= 24,8928 mL
V air = V pikno
V pikno = 24,8928 ml
v Pada
suhu 35oC
Ø m
air 35oC = m pikno air 35oC – m pikno kosong
= 47,8457 g – 23,0555 g
= 24,7902 g
ρ air 0,9941 g/mL
Ø V
air 35oC = 

= 

= 24,9373 mL
V air = V pikno
V pikno = 24,9373 ml
2.
Massa jenis sampel
1.
Kloroform
Ø
Pada suhu 20

m
kloroform 20
= m
pikno+kloroform – m pikno kosong

=
59,6480 g – 23,0555 g
=
36,5925 g
ρ
kloroform =

=

= 1,468 g/mL
Ø
Pada suhu 25

m
etanol 25
= m pikno+kloroform – m pikno kosong

=
59,4241 g – 23,0555 g
=
36,3686 g
ρ
kloroform = 

=


= 1,462 g/mL
Ø
Pada suhu 30

m
kloroform 3
= m pikno+kloroform – m pikno kosong

=
59,2506 g – 23,0555 g
=
36,1951 g
ρ
kloroform = 

=


= 1,454 g/mL
Ø
Pada suhu 35

m
kloroform 35
= m
pikno+kloroform – m pikno kosong

=
59,3170 g – 23,0555 g
=
36,2615 g
ρ
kloroform =

=

= 1,454 g/mL
2.
Toluena
Ø
Pada suhu 20

m
toluena 20
= m
pikno+toluena – m pikno kosong

=
44,6157 g – 23,0555 g
=
21,5602 g
ρ
toluena =

=

= 0,865 g/mL
Ø
Pada suhu 25

m
toluena 25
= m pikno+toluena – m pikno kosong

=
44,5505 g – 23,0555 g
=
21,495 g
ρ
toluena = 

=


= 0,864 g/mL
Ø
Pada suhu 30

m
toluena 30
= m pikno+toluena – m pikno kosong

=
44,4630 g – 23,0555 g
=
21,4075 g
ρ
toluena = 

=


= 0,859 g/mL
Ø
Pada suhu 35

m
toluena 35
= m
pikno+toluena– m pikno kosong

=
44,3975 g – 23,0555 g
=
21,342 g
ρ
toluena =

=

= 0,855 g/mL
3. Viskositas sampel
1.
Kloroform
η air 200C = 1x10-3
cP
η air 250C = 8,91x10-4
cP
η air 300C = 7,96x10-4
cP
η air 350C = 7,20x10-4
cP


Ø η
kloroform 20oC
η kloroform 20oC =
x η air 20oC

=
x 1x10-3 cP

= 7,481x10-4
cP
Ø η
kloroform 25oC
η kloroform 25oC =
x η air 25oC

=
x 8,91x10-4 cP

= 6,8357x10-4cP
Ø η
kloroform 30oC
η kloroform 30oC =
x η air 30oC

=
x 7,96x10-4 cP

= 6,20482x10-4
cP
Ø η
kloroform 35oC
η kloroform 35oC =
x η air 35oC

=
x 7,20x10-4 cP

= 6,02856x10-4 cP
2. Toluena
Ø η
toluena 20oC
η toluena20oC =
x η air 20oC

=
x 1x10-3

= 0,644x10-3
cP
= 6,44x10-4
cP
Ø η
toluena 25oC
η toluena 25oC =
x η air 25oC

=
x 8,91x10-4

= 6,3439x10-4
cP
Ø η
toluena30oC
η toluena30oC =
x η air 30oC

=
x 7,96 x10-4

= 

= 6,4133x10-4
cP
Ø η
toluena 35oC
η toluena 35oC =
x η air 35oC

=
x 7,20 x10-4

= 5,3136x10-4
cP
4. Energi ambang
1.
Kloroform
T ( K )
|
1/T
|
ln
![]() |
293
|
0,0034
|
-7,197
|
298
|
0,00335
|
-7,288
|
303
|
0,0033
|
-7,385
|
308
|
0,0032
|
-7,413
|
![]() |
![]() ![]() |
Ø ln
η =
+ ln A

Ø E
= ln η RT – ln A
Ø y
= mx + c
y = 1062x – 10,84
Ø c
= ln A
ln A = -10,84
R = 8,314 J/K mol
Ø E
= (-7,320 x 8,314 x 300,5) – (-10,84)
= -18287,97 + 10,84
= -18277,13 J/mol-1
= -18,277 kJ/mol-1
2. Toluena
T ( K )
|
1/T ( x )
|
Ln η ( y )
|
293
|
0,0034
|
-7,347
|
298
|
0,00335
|
-7,362
|
303
|
0,0033
|
-7,351
|
308
|
0,0032
|
-7,54
|
Σ T ( K ) = 300,5
|
Σ ln η = -7,4 cP
|
Ø ln
η =
+ ln A

Ø E
= ln η RT – ln A
Ø y
= mx + c
y = 969,1x – 10,61
Ø c
= ln A
ln A = -10,61
R = 8,314 J/K mol
Ø E
= (-7,4 x 8,314 x 300,5) – (-10,61)
= -18487,84 + 10,61
= -18477,23 J/ mol-1
= -18,477 kJ/mol-1
Ø GRAFIK
1. Viskositas terhadap kloroform

2. Viskositas terhadap toluena

Tidak ada komentar:
Posting Komentar